Gangguan Pencernaan: Penyebab, Gejala, dan Tips Mengatasinya
Sering mual setelah makan, perut terasa penuh dan membuat Anda tidak nyaman? Jangan tunda lagi, segera lakukan tips mengatasi gangguan pencernaan berikut ini!
Namun, sebelum itu Anda perlu mengetahui penyebab gangguan pencernaan dan gejala-gejala yang menandakan adanya masalah pada sistem pencernaan Anda.
Penyebab Gangguan Pencernaan
Melansir alodokter.com, gangguan pencernaan merupakan munculnya masalah yang menyerang salah satu organ pencernaan, bisa mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, ataupun anus. Namun kebanyakan orang sering mengeluhkan sakit pada organ lambung dan ususnya.
Gangguan pencernaan bisa disebabkan oleh banyak hal, mulai dari pola makan yang salah, gaya hidup tidak sehat, sampai tanda dari munculnya penyakit tertentu. Tingkat keparahan dari gangguan ini pun beragam. Ada yang ringan sehingga gejalanya akan hilang dengan sendirinya atau dengan mengonsumsi obat, namun ada juga gangguan pencernaan yang parah dan harus diwaspadai.
Gejala Gangguan Pencernaan
Perut terasa tidak nyaman
Ketidaknyamanan di area perut bisa berupa kembung, begah, sembelit, dan diare.
Rongga perut adalah tempat bagi banyak organ penting sistem pencernaan seperti lambung, usus halus, pankreas, dan sebagainya. Inilah yang membuat sakit perut bisa menjadi gejala umum dari gangguan pencernaan lain.
Mual atau muntah
Sebenarnya, baik mual maupun muntah sifatnya tidak berbahaya. Namun, ada mual dan muntah yang harus Anda waspadai, yaitu apabila disertai dengan gejala-gejala berikut:
- Sakit kepala dan leher kaku
- Demam lebih dari 39 derajat celcius
- Badan lesu
- Berkurangnya kesadaran
- Sakit perut yang sangat parah
- Muntah darah
- Meningkatnya detak jantung dan pernapasan.
Baca juga: Penyebab Panas Dalam dan Cara Mengatasinya
Sembelit atau konstipasi
Gejala ini mengakibatkan penderita mengalami kesulitan buang air besar. Biasanya hal ini disebabkan karena kurangnya asupan serat dan makanan yang sehat.
Diare
Berkebalikan dengan sembelit, diare justru mengakibatkan feses menjadi cair karena adanya infeksi pada usus besar. Diare bisa disebabkan karena konsumsi makanan berlemak yang terlalu banyak, padahal lemak cenderung sulit dicerna dan membutuhkan waktu yang lama untuk diproses.
BAB Berdarah
Buang air besar disertai darah mengindikasikan beberapa kondisi, mulai dari sakit wasir, gangguan pencernaan ringan, hingga adanya masalah parah seperti kanker usus besar.
Salah satu cara untuk mengetahui asal darah adalah dengan memperhatikan warna feses atau darah yang keluar bersama feses. Berikut panduannya dari hellosehat.com:
- Darah berwarna merah segar menandakan adanya pendarahan di usus besar atau rektum
- Darah berwarna merah gelap menandakan adanya pendarahan di usus halus atau usus besar
- Darah berwarna hitam menandakan adanya pendarahan di lambung.
Asam Lambung Naik
Gejala ini biasa disebut dengan GERD (gastroesophageal reflux disease). Biasanya hal ini dipicu oleh kebiasaan langsung tidur setelah makan yang mengakibatkan melemahnya cincin otot kerongkongan, sehingga makanan serta asam lambung naik menuju tenggorokan.
Gejala utama GERD diantaranya:
- Rasa seperti terbakar di dada, biasanya setelah makan dan dapat memburuk saat malam hari
- Makanan atau asam lambung naik ke bagian atas lambung
- Adanya sensasi mengganjal pada tenggorokan
Nyeri Ulu Hati
Anda harus berhati-hati jika mengalami nyeri pada ulu hati, apalagi jika terjadi secara tidak wajar. Sebab hal ini selain bisa mengindikasikan adanya gangguan pencernaan, lebih parahnya bisa menandakan penyakit pada jantung, lho.
Tips Mengatasi Gangguan Pencernaan
Setelah mengetahui beberapa gejala gangguan pencernaan, berikut beberapa cara mengatasi atau melancarkan pencernaan yang terbukti ampuh.
Perbanyak konsumsi serat dan probiotik
Asupan serat yang cukup bisa membantu Anda melancarkan sistem pencernaan karena serat berperan melunakkan feses sehingga bisa lebih mudah dikeluarkan. Selain itu serat juga berperan menjaga keseimbangan bakteri usus dan membantu mencegah masalah pencernaan seperti sembelit, divertikulitis, wasir, dan sindrom iritasi usus.
Konsumsi serat yang dianjurkan setidaknya sebanyak 25 - 50 gram sehari.
Anda bisa mengonsumsi buah-buahan seperti pepaya yang dipercaya dalam membantu mengatasi gangguan pencernaan.
Selain itu, konsumsi juga sayur, kacang-kacangan, dan roti gandum.
Di samping serat, Anda juga perlu mengonsumsi probiotik yang merupakan bakteri baik yang mirip dengan bakteri di usus. Bakteri ini akan membantu melawan bakteri jahat, meningkatkan penyerapan nutrisi, dan meningkatkan kekebalan tubuh. Makanan yang mengandung probiotik antara lain tempe, oncom, yogurt, dan kimchi.
Perhatikan Konsumsi Lemak
Meski identik dengan image negatif, pada faktanya tubuh kita juga membutuhkan lemak, lho. Sebab, lemak yang ada dalam makanan akan memberikan rasa kenyang dan membantu penyerapan beberapa zat gizi.
Walaupun demikian, lemak juga merupakan zat gizi yang termasuk susah dicerna, sehingga jika dikonsumsi secara berlebihan akan berpotensi membuat perut terasa begah. Hal ini menjadi alasan perlunya Anda membatasi konsumsi lemak dalam makanan Anda.
Anda juga dianjurkan untuk mengonsumsi lemak yang menyehatkan seperti asam lemak omega-3 karena lemak ini bermanfaat untuk melancarkan pencernaan dan mencegah peradangan.
Tidak Terburu-buru saat Makan
Hati-hati! Makan dengan terburu-buru akan berpotensi memperberat kerja lambung, usus, dan organ pencernaan lainnya.
Pastikan Anda mengunyah makanan dengan perlahan agar tubuh memiliki cukup waktu untuk mencerna makanan secara lebih baik. Selanjutnya hal ini akan membuat usus mampu menyerap seluruh zat gizi dan makanan yang sudah terlumat akan bisa bergerak menuju usus dengan lancar.
Hindari Tidur Sesudah Makan
Posisi tubuh setelah makan akan mempengaruhi proses pencernaan makanan itu sendiri.
Posisi tegak merupakan posisi yang disarankan setelah makan karena tubuh Anda akan mencerna makanan dengan lebih baik. Kebiasaan langsung tidur sesudah makan akan berdampak menghambat proses pencernaan makanan karena makanan bisa saja naik kembali bersama asam lambung menuju kerongkongan.
Dampak yang akan dirasakan dari kebiasaan ini diantaranya rasa tidak nyaman pada ulu hati atau yang biasa disebut heartburn. Apabila Anda ingin tidur, maka Anda perlu mengambil waktu jeda selama 2-4 jam setelah makan.
Olahraga Teratur
Selain bisa membuat jantung lebih sehat, ternyata olahraga juga dapat melancarkan pencernaan dan salah satunya mampu mencegah timbulnya sembelit.
Maka dari itu Anda harus membiasakan diri berolahraga secara rutin, meski hanya satu atau dua kali sepekan dan dengan olahraga yang ringan seperti jalan kaki, jogging, ataupun senam.
Namun jangan lupa untuk memperhatikan waktu yang tepat dan intensitas olahraganya, ya. Hindari langsung berolahraga setelah makan karena akan membuat perut tidak nyaman. Paling tidak berikan jeda waktu satu jam antara makan dan olahraga. Tak lupa pula berolahragalah sesuai dengan kemampuan Anda karena jika berlebihan maka akan beresiko menyebabkan gangguan kesehatan lain.
Baca Juga: Pentingnya Aktivitas Fisik, Ketahui Jenis dan 7 Manfaatnya
Manajemen Stres
Mungkin tips ini terkesan tidak relevan dengan pembahasan mengenai pencernaan. Eits, namun ternyata stres yang tidak dikelola dengan baik bisa berdampak juga pada kerja pencernaan, lho.
Dikutip dari everydayhealth.com, otak dan usus sebenarnya terhubung dan berkomunikasi terus menerus.
Seorang profesor Kedokteran bernama Kenneth Koch, MD menyebutkan bahwa stres dapat memengaruhi setiap bagian dari sistem pencernaan.
Salah satu contoh konkritnya adalah saat Anda sedang berada dalam situasi bahaya, maka akan muncul respon fight-or-flight (lawan atau lari). Ketika stres mengaktifkan respon ini di sistem saraf pusat Anda, Dr. Koch mengatakan bahwa hal itu dapat memengaruhi sistem pencernaan Anda dengan cara:
- Menyebabkan kerongkongan Anda mengalami kejang
- Meningkatkan asam di perut yang mengakibatkan gangguan pencernaan
- Membuat Anda merasa mual
- Menyebabkan Anda diare atau sembelit
Perbanyak Minum Air Putih
Tips yang satu ini mungkin adalah tips yang paling sederhana, namun sebenarnya memberikan pengaruh yang sangat besar.
Air akan berperan melembutkan tekstur feses agar lebih mudah dikeluarkan. Selain itu air juga membantu proses pemecahan lemak sehingga dapat dicerna dengan lebih mudah oleh tubuh.
Jika Anda kekurangan asupan air putih maka tubuh Anda akan mengalami dehidrasi dan beresiko menimbulkan sembelit.
Kebutuhan minum air putih berbeda-beda pada setiap orang, tergantung pada aktivitas, usia, dan jenis kelamin. Namun takaran normal bagi orang dewasa kurang lebih sebanyak delapan gelas tiap hari.
Baca juga: Manfaat Air Putih bagi Kesehatan
Perhatikan Kualitas Air Minum
Perlu Anda perhatikan juga bahwa apa yang Anda minum akan berpengaruh pada kesehatan. Jadi, pastikan Anda memilih Aslah Pure Water, air murni berkualitas yang memiliki rasa ringan dan menyegarkan. Air Aslah adalah air demineral yang bebas kontaminasi, sehingga tidak memberatkan ginjal dalam menyaring mineral yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.
Nah, sekian pembahasan mengenai gangguan pencernaan. Semoga bermanfaat, ya.
Sadari juga bahwa menjaga kesehatan organ dalam merupakan langkah penting untuk mencapai kesehatan tubuh secara optimal. Jadi, Anda sudah siap menjaganya dari sekarang?